Thursday, January 10, 2019

My AAS Journey Part 3 : Pre Departure Training Australia Awards Scholarships 2018


Hai, ini H-3 sebelum aku berangkat ke Australia. Rasanya ingin merapel semua catatan mengenai proses AAS ini sebelum aku berangkat. So, here we go!

Pengumuman Hasil Seleksi Beasiswa
Ketika seleksi wawancara, peserta diberi tahu bahwa hasil seleksi akan diumumkan pada pertengahan Agustus 2018. Namun, ternyata pengumuman yang ditunggu-tunggu belum juga ada hingga waktu yang diinfokan. Di grup telegram AAS dan whatsapp yang aku ikuti, kami sudah harap-harap cemas. Aku dan beberapa peserta lain juga mencoba mengontak Help Desk AAS namun setiap hari jawabannya adalah “masih belum”. Sampai akhirnya, hari itu pun tiba. tanggal 28 Agustus 2018 sekitar pukul setengah 5 sore, grup shortlisted di whatsapp mulai ramai karena kabarnya di kaskus sudah ada orang yang mengabarkan bahwa dirinya dinyatakan lolos sebagai awardee. Screenshotan email juga sudah beredar di grup. Akan tetapi, belum ada satu pun dari kami di dalam grup itu yang mengaku bahwa sudah mennerima hasil seleksi. Dengan harap-harap cemas kami menunggu dengan sabar.

Hingga pukul 7 malam, aku belum menerima email hasil seleksi. Jam 8, 9, 10 malam, email yang ditunggu-tunggu belum juga muncul. Aku pun mengirim chat di grup keluarga dan ke teman terdekat bahwa mungkin aku tidak diterima. Sebelumnya aku juga sudah menghubungi Help Desk AAS dan mereka menyatakan bahwa pengumuman akan dikirimkan hari itu juga. Jadi saat itu aku merasa bahwa besar kemungkinan aku tidak diterima karna hingga larut malam, email kelulusan belum juga aku dapatkan. 

Tiba-tiba saja ada notifikasi email di HP ku bertuliskan "Australia Awards in Indonesia 2018 – Selection Outcome" tepat pukul 23.00 WIB. Aku segera membaca isi email dan attachment itu berulang-ulang kali saking tidak percayanya. Aku sangat sangat sangat bersyukur. Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan ini. Jadi, ketika di hari H pengumuman kalian belum mendapatkan email, tunggu saja dengan sabar. Karna bisa jadi email akan datang sangat-sangat larut. Bahkan ada teman di grup yang menerima hasil seleksi pukul 2.00 pagi keesokan harinya. Bersamaan dengan email notifikasi kelulusan, ada scholarship acceptance form yang harus kita tanda tangani.

Pre-Departure Training
PDT harus diikuti oleh semua awardee AAS tanpa terkecuali sebagai syarat untuk melaksanakan studi ke Australia. Durasinya berggantung pada hasil tes IELTS yang kita dapatkan. Untuk awardee dengan overall band 6.5 ke atas dan masing-masing band tidak ada yang dibawah 6, akan masuk ke kelompok PDT 7 Weeks. Sedangkan jika overall 6.5 ke atas, namun ada band yang di bawah 6, maka akan masuk ke kelompok PDT 9 Weeks. Setauku juga ada kelompok PDT untuk 4.5 bulan dan 9 bulan. Lokasi PDT adalah di Jakarta dan Bali. Di Bali hanya lah untuk para awardee yang berasal dari daerah timur. PDT bermaksud untuk mempersiapkan para awardee dalam mendaftar ke universitas yang dituju dan mempersiapkan para awardee untuk studi di Australia nantinya. Universitas di Australia rata-rata membutuhkan nilai IELTS overall 6.5 dengan tidak ada individual band yang dibawah 6.

Aku sendiri masuk ke dalam kelompok 7 Weeks. Lokasi PDT di Jakarta sama dengan lokasi tes IELTS dan interview, yaitu di IALF Jakarta Plaza Kuningan. Kelompok 7 Weeks dan 9 Weeks memulai kegiatan PDT bersamaan yaitu pada tanggal 6 September 2018. 7W menyelesaikan PDT pada tanggal 19 Oktober 2018, sedangkan 9W masih harus melakukan tes IELTS di akhir PDT untuk mendapatkan nilai individual band di atas 6. Menurutku, beasiswa AAS sungguh sangat menguntungkan bagi para awardee. Di saat seleksi, kita akan mendapatkan tes IELTS gratis yang nantinya akan dipakai untuk mendaftarkan diri ke universitas. Sedangkan apabila nilainya belum cukup, kita akan dipersiapkan di PDT untuk mengikuti tes lagi yang biayanya ditanggung oleh AAS. Bagi awardee PhD juga akan ada tambahan pembekalan 2 minggu lagi.

Oiya, selama PDT, kita juga akan mendapatkan stipend yang jumlahnya sekitar 3 juta rupiah setiap bulannya di mulai sejak tanggal PDT hingga keberangkatan. Dalam kasusku, berarti mulai dari Agustus hingga Desember 2018. Bagi pekerja swasta sepertiku yang harus resign dan sudah tidak menerima gaji lagi, hal ini sungguh berarti hehehe. Apalagi stipend ini bisa membantu membiayai kebutuhan di Jakarta selama PDT berlangsung.

Dokumen yang diperlukan
Ada waktu kurang dari seminggu bagiku untuk menyiapkan dokumen-dokumen PDT. Aku harus pulang ke Yogyakarta untuk mengurus dokumen-dokumen tersebut. Tiket PP ke lokasi PDT juga akan dibiayai oleh AAS apabila lokasi asal sesuai dengan alamat yang ada di KTP. Berikut adalah dokumen-dokumen yang diperlukan saat PDT:
a. Surat Keterangan Catatan Kepolisian asli
Aku harus pulang untuk mengurus ini karna SKCK hanya bisa diurus di daerah asal.
b. Foto 3x4
c. Akun bank BCA
Semua awardee diwajibkan mempunyai rekening BCA karena stipend hanya akan dikirimkan ke rekening BCA
d. Akta kelahiran / passport
e. Ijazah S2 dan/ atau S1 (menyertakan ijazah D3 bagi lulusan D4)
f. Transkrip nilai S2 dan/atau S1 (menyertakan transkrip D3 bagi lulusan D4)

Agenda selama PDT
Selama PDT, ada beberapa agenda yang dilaksanakan.
a. Initial Briefing
Pada sesi ini, kita akan diberikan informasi secara menyeluruh tentang beasiswa AAS.
b. HAP (Health Assessment Portal) Training
Sebagai salah satu syarat mengajukan visa, kita diharuskan untuk melakukan medical check up. HAP Letter merupakan dokumen yang diperkukan dalam health assessment process. Biaya medical check up akan dibiayai oleh pihak AAS.
c. Placement and Mobilisation briefing
Kita akan memperoleh informasi tentang universitas, proses visa, pemberangkatan, dll.
d. Online Visa Training
Kita akan dipandu untuk apply visa. Semua akan dibantu pengurusannya oleh pihak AAS.
e.  Course Information Day
Salah satu hal yang menurutku sangat baik dari beasiswa ini adalah kita diberikan sesi untuk mengenal universitas-universitas Australia dengan lebih baik secara langsung. Di pos sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa pada saat aplikasi kita diwajibkan memilih 2 pilihan universitas. Namun, ketika sudah menjadi awardee beasiswa, kita berhak untuk mengganti pilihan universitas apabila ternyata setelah mempelajari lebih lanjut, kita merasa pilihan sebelumnya tidak sesuai. Yang perlu digaris bawahi adalah kita diperbolehkan mengganti universitas, asalkan bidang/jurusan yang dipilih sesuai dengan pilihan awal kita. Sesi ini merupakan sesi pameran yang sebenarnya dibuka untuk umum, namun sesi pagi adalah khusus untuk awardee AAS. Jadi kita bisa dengan leluasa bertanya dengan para perwakilan universitas. Apabila nantinya kita memutuskan untuk mengubah pilihan universitas, alasannya harus dijelaskan secara jelas. Proses pendaftaran ke universitas sendiri akan diurus oleh pihak AAS setelah kita mengisi form final decision pilihan universitas yang akan kita tuju. Apabila ada dokumen lain yang diperlukan, pihak AAS akan memberi tahu kita.


f. Pre-Departure Briefing
Sesi ini merupakan summary dari semua persiapan kita ke Australia. Pada sesi ini, AAS menghadirkan pembicara dari kementrian dan alumni dimana kita bisa bertanya kepada mereka.





Selama PDT, kita akan belajar mengenai english for academic purpose, critical literacy skill, learning strategies and study skill, serta cross culture skill. Ada juga tugas-tugas yang harus dikerjakan seperti discussion essay, research paper, dan academic poster presentation. Overall, aku sangat menikmati masa-masa PDT ini karna aku bisa berkesempatan untuk bertemu banyak orang baru. Selain itu, AAS benar-benar memberikan kita kesempatan untuk mempersiapkan diri menuju perkuliahan di Australia seperti dengan meningkatkan academic writing skill, dll. Fasilitas yang diberikan di IALF juga sangat cukup untuk menunjang apa yang kita kerjakan.

Untuk awardee yang sudah diterima di universitas masing-masing akan diberangkatkan pada semester 1, yaitu pada bulan Januari 2019. Sementara awardee yang mengikuti PDT lebih lama atau harus defer, akan diberangkatkan pada semester 2, yaitu pada pertengahan tahun. Untuk kasus defer, harus dikomunikasikan dengan pihak AAS secara langsung. Di Australia, para awardee juga diwajibkan untuk mengikuti IAP (Introductory Academic Program). Jadi, awardee AAS akan berangkat lebih dulu sebelum orientasi dari universitas berlangsung untuk dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan akademik. 




Cross Cultural Class with Barbara
Poster Presentation
7 Week 5 Class
Kelas yang rame banget, kebanyakan ketawanya daripada seriusnya. How I miss this class and all the silly things inside. Seru banget! Seneng banget bisa kenal sama semuanya. Spesial thanks to Kak Gio, Kak Mona, Kak Dina, Mas Puji, Kak Dayu, Mas Arya, Mas Denny, Kak Bubuw, Mas Todo, Mas Ray, Mas Sani, Mas Guin, Kak Arti, Kak Indri, Mas Agus, & our funny teacher Steve yang udah bikin hari-hari PDT semenyenangkan itu. Wishing you the best guys for your study and future career! :D

Batik Day



Makan-makan #1




Makan-makan #2
Makan-makan #3
Nonton dan jalan-jalan
Our last day of PDT


Overall, menurutku banyak sekali keuntungan-keuntungan yang didapatkan ketika mendapatkan beasiswa AAS ini. I thank Allah for His blessings and thank you Australia Awards for this rewarding opportunity. Semoga sharing yang aku tulis di blog tentang beasiswa AAS ini bermanfaat ya! :)


1 comments:

dutamonogatari said...

Thanks udah sharing, kak. Ak jdi makin semangat apply aas ;)

Post a Comment