Day 1 - 5 Agustus 2015
I was travelling alone. Karena Ayah sebelumnya ada kerjaan di Lombok, jadi saya berangkat sendiri dari Jogja - Jakarta - Manado. Dan kami baru ketemu di Manado. Travelling alone was not too bad anyway. Perjalanan Jogja - Jakarta 50 menit. Ditambah Jakarta - Manado 3 jam.
Day 2 - 6 Agustus 2015
Hari ini ada Festival Geothermal yang terletak di Danau Linouw. Banyak pejabat-pejabat yang datang. Danau ini terkenal banget di sini dan jadi salah satu obyek wisata favorit. Berasa kayak di luar negeri gitu. Di pinggiran danau ini ada sebuah cafe yang memang diperuntukan untuk turis. Suasananya sangat sejuk. Dan tentu saja berangin.
Di Tomohon ini terkenal dengan Geothermalnya. Bahkan anak-anak KKN dari UGM sedang menginisiasi Taman Geothermal sebagai proyek KKN nya. Jadi seharian ini saya mengikuti serangkaian festival di tepian Danau Linouw.
Nah, di acara festival ini ada berbagai penampilan dari anak-anak sekolah di Tomohon.
Tarian Cakalele dari anak-anak SD Tomohon
Penampilan paduan suara dari anak-anak SMP Tomohon
Rata-rata orang di sini suka nyanyi dan suaranya bagus bagus. Makanan favorit di sini adalah ikan cakalang dan sambal Roa. Jadi kalau kesini jangan lupa makan itu ya. Tapi hati-hati juga karna banyak menu babi disini.
Day 3 - 7 Agustus 2015
Jadi hari ini saya memutuskan untuk jalan-jalan sendiri karena Ayah masih harus menghadiri acara di Danau Linouw. Oya, hari ini juga ada Linouw Lake Festival. Jadi ada acara lomba lari maraton 10 Kilo dan finish nya di Danau Linouw. Acara ini kebanyakan diikuti oleh anak-anak sekolah.
Jadi, setelah bertanya-tanya dengan Ibu-ibu di hotel, saya memutuskan untuk jalan naik otto. Disini angkutan umumnya berupa otto berwarna biru. Sekali jalan, kita perlu membayar 4000 rupiah. Jadi tujuan pertama saya adalah ke Kaskasen, disitu banyak orang jualan bunga kayak di Kobar. Oya, Tomohon itu the city of flower loh. Jadi tanggal 8 Agustus ada acara Tomohon International Flower Festival. Acara ini diadakan dua tahun sekali. Diikuti oleh berbagai kota dan negara. Coba searching di google. Jadi ada parade kendaraan yang berhiaskan bunga.
Nah, waktu saya ke Kaskasen, saya harus ganti otto. Dari Jalan Raya Tomohon tempat saya menginap, saya turun di kantor pos dan ganti otto menuju Kaskasen. Di sana saya melihat proses menghias kendaraan yang akan diikutkan festival keesokan harinya. Tapi sayang saya lupa untuk foto. Hehehehe.
Kemudian setelah puas melihat bunga-bunga, saya kembali naik otto ke Kantor Pos. Tidak tahu lagi harus kemana. Jadi saya memutuskan untuk naik ojek saja. Nah, akhirnya saya berkenalan dengan bapak ojek baik hati bernama Pak Stanley. Saya akhirnya diantar kemana mana.
Pertama, kami menuju Gunung Mahawu. Ini berada di perbukitan gitu. Jadi bisa dibayangkan bahwa udaranya sangat teramat dingin. Tapi sayang hari itu berkabut banget jadi nggak keliatan apa-apa hiks sedih. Padahal kata Pak Stanley kalau hari cerah, kita bisa memandang pemandangan kota Tomohon dari atas. Untuk mencapai Puncak Mahawu kita harus mendaki. Cukup melelahkan juga, terutama bagi saya....
Tumbuh berbagai macam sayuran disini
Otto, angkutan umum di Tomohon
Setelah dari Gunung Mahawu, akhirnya saya diantar menuju Waruga. Disini kita bisa menyaksikan pemandangan yang indah dari Gunung Lokon. Oya, di sepanjang perjalanan saya menyaksikan banyak rumah adat panggung khas Sulawesi.
Day 4 - 8 Agustus 2015
Hari ini adalah hari terakhir di sini. Tapi sayang, saya tidak bisa menyaksikan Tomohon International Flower Festival karena takut tidak bisa mengejar flight. Karena pada hari ini, kota Tomohon ramai sekali didatangi oleh orang-orang yang ingin melihat festival. Dan banyak jalan yang ditutup. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan-jalan di Manado.
Sebelum kami sampai di Manado, kami mampir terlebih dahulu di Patung Yesus yang sangat besar di kawasan yang sekarang menjadi perumahan elite.
Selanjutnya kami mampir di Universitas Sam Ratulangi Manado. Ya, salah satu universitas favorit di Sulawesi.
Seteleh itu, kami melihat-lihat pinggiran pantai. Jadi, Manado sangat terkenal dengan Bunaken. Siapa yang tidak tahu Bunaken? Tapi karena waktu kami terbatas, akhirnya kami hanya bisa melihat pemandangan dari pinggir dan dari atas jembatan Soekarno.
Kapal yang membawa kita ke Pulau Bunaken.
Gunung yang di sebelah kiri itu Gunung Manado Tua. Gunung di tengah lautan.
Yang di sebelah kanan itu lah Pulau Bunaken.
Itulah perjalanan singkat saya di Manado dan Tomohon. Semoga lain kali bisa diberi kesempatan untuk benar-benar pergi ke Bunaken. Cintailah Indonesia karena sesungguhnya kita memiliki alam yang sangat indah!
0 comments:
Post a Comment